1. Aliran Nichiren Shoshu
Nichiren Shoshu
merupakan salah satu dari sekian banyak sekte dalam Agama Buddha Mahayana. Sekte
tersebut muncul di Jepang yang didirikan oleh Nichiren Daishonin (1222-1282) sekitar
abad ke-13 M, tepatnya pada 21 April 1253. Kemunculannya bertujuan untuk
mengingkari sekaligus meluruskan kembali semua sekte lain yang muncul
sebelumnya dan berkembang di Jepang (Zen/Cha’n, Amida, Nembutsu, dsb). menurut
sebagian ahli, sekte ini adalah hasil dari sinkretisasi antara agama Buddha dan
Sintho. Karena di dalamnya banyak dijumpai dewa-dewa yang disembah dalam agama
Sintho. Di Jepang, sekte ini juga dikenal dengan nama Hokke-Shu atau
sekte Sutra Teratai.
2. Ajaran Dasar Nichiren
Daishonin
Nichien Daishonin
melakukan pembaharuan yang radikal terhadap ajaran-ajaran dari seluruh sekte
yang ada, kecuali pada sekte Tendai, ia tidak menolak ajarannya secara
keseluruhan. Karena alirannya memang baerdasar dari ajaran Buddha Sakyamuni
melalui jalur sekte Tientai.
a. Tiga Hukum Rahasia
Agung (San dai hi ho), yakni dengan mengucapkan mantra Honmon no Daimoku,
Honmon no Honzon (Gohonzon) dan Honmon no Kaidan.
b. Filsafat Buddhisme
Nichiren
-
Hubunga antara Budi dan Zat dalam jasad
-
Hubungan antara lingkungan dan jasad
-
Roh semesta
-
Cara melihat dunia
-
Ichinen-Sanzen, totalitas dari semua fenomena atau
makrokosmos.
3. Hari Besar
-
hari moksanya Sang Buddha Sakyamuni 15 Pebruari
-
hari lahirnya Nichiren Shonin’s 16 Pebruari.
-
Hari lahirnya Sang Buddha Sakyamuni
-
Pernyataan Pendirian Hukum Agung Nichiren
-
Pengasingan ke Semenanjung Izu
-
Penganiayaan Tatsunokuchi
-
Pengasingan ke Pulau Sado
-
Upacara Oeshiki
-
Penganiayaan Komatsubara
4. Karya-karya Nichiren
Daisonin
1. Kanjin-no-Honzon,
berisi tentang Ichiren-Senzen.
2. Hokke-Shukyu—Sho,
menerangkan tentang tiga hukum rahasia besar.
3. Rissho Ankokuron,
berisi tentang keamanan negara berdasarkan ajaran Buddha yang sejati.
4. Ho on Syo, berisis
tentang ajaran balas budi (ditujukan kepada gurunya yang dihormati, Bikkhu
Dozenbo).
5. Sejarah NSI di
Indonesia
Nichiren Shoshu
mulai berkembang luas di Jepang setelah Perang Dunia II dibawah penduduk
tentara Amerika, yang membebaskan kehidupan beragama. Para penganut membentuk
organisasi bernama Sokagakkai dan kemudian menjadi wadah dan motor penggerak
penyiaran sekte ini.
Shintaro Noda
adalah tokoh yang berperan dalam penyebaran dan menjadi pimpinan Nichiren
Shoshu di Indonesia pada akhir tahun 1940 sampai awal tahun 1970-an dan secara
organisatoris berafiliasi kepada Sokagakkai yang ada di Jepang dan kemudian
hari membentuk Sokagakkai internasional. Namun pada tahun 1967 didirikanlah
yayasan Nichiren Shoshu Indonesia (NSI), yang senenarnya dipimpin oleh seorang
non-Nichiren, melaikan saudara sepupu dari seorang penganut Nichiren. Kondisi
ini akhirnya menimbulkan kekacauan kepemimpinan karena pimpinan de facto
Shintaro Noda yang berkewarganegaraan Jepang tidak dapat menjadi pemimpin
secara formal. Akhirnya pada awal tahun 1970-an Shintaro Noda disingkirkan dari
kepemimpinan, dan munculah pimpinan baru, Senosoenoto, suami dari Keiko Sakurai
seorang anggota Sokagakkai.
Kemudian
Senosoenoto berhasil mengajak kawannya, Soekarno-seorang menteri pada masa Orde
Lama- menjadi penganut dan kemudian menjadi salah satu pucuk pimpinan NSI.
Soekarno sangat aktif dalam organisasi agama Buddha di Indonesia. Ia juga
mewakili NSI dalam mendirikan organisasi WALUBI . Soekarno meninggal pada tahun
1981.
Sejak akhir
tahun 1970 sampai pertengahan tahun 1980, NSI berkembang dan mencapai puncak
kejayaannya. Pada tahun 1986 muncul usulan dan tuntutan untuk membuat AD dan
ART NSI. Draf AD ART disusun dan dibuat oleh 9 orang atas permintaan
Senosoenoto, yang kemudian hari dikenal sebagai kelompok 9. Inisiatif kelompok
9 ini tidak terakomodasi, mereka disingkirkan, AD ART NSI tak kunjung terwujud,
mereka lalu membuat yayasanVisistakaritra yang berorientasi pada Sangha Nichiren
Shoshu pada tanggal 16 Februari 1987.
Sepeninggalan
Senosoenoto, NSI terpecah menjadi dua karena adanya perbedaan pandangan
mengenai siapa yang akan menjadi ketua umum berikutnya, antara kubu pendukung
wakil ketua umum Johan Nataprawira dan kubu wakil ketua umum Keiko Senosoenoto.
Akhirnya, terpilihlah Suhandi Sendjaja dari kubu Johan Nataprawira. Kemenangan
tersebut ditentang oleh Sangha Nichiren Shoshu. Akibatnya Suhandi Sandjaja
dikeluarkan dari NS dan organisasi NSI tidak diakui sebagai ormas penganut NS
di Indonesia.
Kubu Keiko
Senosoenoto mendirikan yayasan Pandita Sabha Buddha Dharma Indonesia (BDI), anak
perempuannya, Aiko Senosoenoto diangakat menjadi ketua sampai sekarang ini.
Sekitar tahun 2000, BDI bersama Sangha NS membentuk yayasan pendidikan Sangha
NSI yang diketuai oleh Keiko Senosoenoto
dan Rusdy Rukmarata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar