Jumat, 15 Juni 2012

Aliran Nichien Shoshu


1.      Aliran Nichiren Shoshu
Nichiren Shoshu merupakan salah satu dari sekian banyak sekte dalam Agama Buddha Mahayana. Sekte tersebut muncul di Jepang yang didirikan oleh Nichiren Daishonin (1222-1282) sekitar abad ke-13 M, tepatnya pada 21 April 1253. Kemunculannya bertujuan untuk mengingkari sekaligus meluruskan kembali semua sekte lain yang muncul sebelumnya dan berkembang di Jepang (Zen/Cha’n, Amida, Nembutsu, dsb). menurut sebagian ahli, sekte ini adalah hasil dari sinkretisasi antara agama Buddha dan Sintho. Karena di dalamnya banyak dijumpai dewa-dewa yang disembah dalam agama Sintho. Di Jepang, sekte ini juga dikenal dengan nama Hokke-Shu atau sekte Sutra Teratai.

2.      Ajaran Dasar Nichiren Daishonin
Nichien Daishonin melakukan pembaharuan yang radikal terhadap ajaran-ajaran dari seluruh sekte yang ada, kecuali pada sekte Tendai, ia tidak menolak ajarannya secara keseluruhan. Karena alirannya memang baerdasar dari ajaran Buddha Sakyamuni melalui jalur sekte Tientai.
a.       Tiga Hukum Rahasia Agung (San dai hi ho), yakni dengan mengucapkan mantra Honmon no Daimoku, Honmon no Honzon (Gohonzon) dan Honmon no Kaidan.
b.      Filsafat Buddhisme Nichiren
-          Hubunga antara Budi dan Zat dalam jasad
-          Hubungan antara lingkungan dan jasad
-          Roh semesta
-          Cara melihat dunia
-          Ichinen-Sanzen, totalitas dari semua fenomena atau makrokosmos.

3.      Hari Besar
-          hari moksanya Sang Buddha Sakyamuni 15 Pebruari
-          hari lahirnya Nichiren Shonin’s 16 Pebruari.
-          Hari lahirnya Sang Buddha Sakyamuni
-          Pernyataan Pendirian Hukum Agung Nichiren
-          Pengasingan ke Semenanjung Izu
-          Penganiayaan Tatsunokuchi
-          Pengasingan ke Pulau Sado
-          Upacara Oeshiki
-          Penganiayaan Komatsubara

4.      Karya-karya Nichiren Daisonin
1.      Kanjin-no-Honzon, berisi tentang Ichiren-Senzen.
2.      Hokke-Shukyu—Sho, menerangkan tentang tiga hukum rahasia besar.
3.      Rissho Ankokuron, berisi tentang keamanan negara berdasarkan ajaran Buddha yang sejati.
4.      Ho on Syo, berisis tentang ajaran balas budi (ditujukan kepada gurunya yang dihormati, Bikkhu Dozenbo).

5.      Sejarah NSI di Indonesia
Nichiren Shoshu mulai berkembang luas di Jepang setelah Perang Dunia II dibawah penduduk tentara Amerika, yang membebaskan kehidupan beragama. Para penganut membentuk organisasi bernama Sokagakkai dan kemudian menjadi wadah dan motor penggerak penyiaran sekte ini.
Shintaro Noda adalah tokoh yang berperan dalam penyebaran dan menjadi pimpinan Nichiren Shoshu di Indonesia pada akhir tahun 1940 sampai awal tahun 1970-an dan secara organisatoris berafiliasi kepada Sokagakkai yang ada di Jepang dan kemudian hari membentuk Sokagakkai internasional. Namun pada tahun 1967 didirikanlah yayasan Nichiren Shoshu Indonesia (NSI), yang senenarnya dipimpin oleh seorang non-Nichiren, melaikan saudara sepupu dari seorang penganut Nichiren. Kondisi ini akhirnya menimbulkan kekacauan kepemimpinan karena pimpinan de facto Shintaro Noda yang berkewarganegaraan Jepang tidak dapat menjadi pemimpin secara formal. Akhirnya pada awal tahun 1970-an Shintaro Noda disingkirkan dari kepemimpinan, dan munculah pimpinan baru, Senosoenoto, suami dari Keiko Sakurai seorang anggota Sokagakkai.
Kemudian Senosoenoto berhasil mengajak kawannya, Soekarno-seorang menteri pada masa Orde Lama- menjadi penganut dan kemudian menjadi salah satu pucuk pimpinan NSI. Soekarno sangat aktif dalam organisasi agama Buddha di Indonesia. Ia juga mewakili NSI dalam mendirikan organisasi WALUBI . Soekarno meninggal pada tahun 1981.
Sejak akhir tahun 1970 sampai pertengahan tahun 1980, NSI berkembang dan mencapai puncak kejayaannya. Pada tahun 1986 muncul usulan dan tuntutan untuk membuat AD dan ART NSI. Draf AD ART disusun dan dibuat oleh 9 orang atas permintaan Senosoenoto, yang kemudian hari dikenal sebagai kelompok 9. Inisiatif kelompok 9 ini tidak terakomodasi, mereka disingkirkan, AD ART NSI tak kunjung terwujud, mereka lalu membuat yayasanVisistakaritra yang berorientasi pada Sangha Nichiren Shoshu pada tanggal 16 Februari 1987.
Sepeninggalan Senosoenoto, NSI terpecah menjadi dua karena adanya perbedaan pandangan mengenai siapa yang akan menjadi ketua umum berikutnya, antara kubu pendukung wakil ketua umum Johan Nataprawira dan kubu wakil ketua umum Keiko Senosoenoto. Akhirnya, terpilihlah Suhandi Sendjaja dari kubu Johan Nataprawira. Kemenangan tersebut ditentang oleh Sangha Nichiren Shoshu. Akibatnya Suhandi Sandjaja dikeluarkan dari NS dan organisasi NSI tidak diakui sebagai ormas penganut NS di Indonesia.
Kubu Keiko Senosoenoto mendirikan yayasan Pandita Sabha Buddha Dharma Indonesia (BDI), anak perempuannya, Aiko Senosoenoto diangakat menjadi ketua sampai sekarang ini. Sekitar tahun 2000, BDI bersama Sangha NS membentuk yayasan pendidikan Sangha NSI yang diketuai oleh Keiko Senosoenoto  dan Rusdy Rukmarata.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar