“Aliran Tantrayana, Mantrayana dan Vajrayana”
Aliran Tantrayana, Mantrayana dan Vajrayana
1.
Aliran Tantrayana
Ajaran
Tantrayana yang mulai diperkenalkan secara luas oleh Buddha Padmasambava yang
terlahir dari sebuah teratai tidak mempunyai orang tua kandung, langsung
terlahir dalam sebuah teratai dengan berwujud seorang bocah yang telah berusia
delapan tahun. Dari kelahirannya yang sangat mukjizat dan rahasia (disebuah
pulau yang tidak berpenghuni manusia) ini saja sudah tercermin dari ajarannya.
Tantra itu menggabungkan
keperluan kebaktian dari umat dengan latihan meditasi dari sekte Yogacara, dan
dengan metafisika-Madhyamika. Walaupun keseluruhannya, dan sudah tentu akan
adanya suatu kekeliruan besar untuk menginterpretasikan Buddhism-Tantra sebagai
suatu gerakan dari penyatuan.
Tantra itu mewakili di antara
sekte-sekte Mahayana, panca indera mengenai semangat, secar tradisi ditegaskan
sebagai terdiri dari perawatan dan hasil dari yang bermanfaat, dan menghapuskan
serta gangguan dari yang tidak bermanfaat, keadaan mengenai pikiran. Dengan
keadaan bermanfaat dari Jhana, atau Dhyana, pikiran yang terutama dimaksudkan.
Maka dari itu kepentingan yang didominasi Tantra bukanlah teori tetapi praktek.
Yogacarin menekankan Meditasi, walaupun asalnya suatu protes terhadap satu
sisi, akhirnya bertemu nasib yang sama, dimengerti untuk mengartikan bukan
perolehan yang sebenarnya dari dhyana tapi suatu teori, bukan mengatakan
spekulasi, interpretasi mengenai existensi di dalam cahaya dari pengalaman ini.
Aliran Tantrayana dalam Agama Buddha
Sekte Tantrayana merupakan sekte yang lahir
dari Mahayana, dapat dikatakan Tantrayana adalah aspek esoteric Buddhisme
khususnya Mahayana. akan tetapi sekte Tantrayana ini pun terbagi lagi menjadi
tiga aliran antara lain :
1. Mantrayana
2. Vajrayana
3. Sahajayana
Meskipun ketiga aliran ini lahir dari sekte Tantrayana yang
merupakan sekte dari Mahayana, tapi tiga aliran ini lebih berkembang pada sekte
Mahayana itu sendiri atau mempengaruhi sekte Mahayana itu sendiri.
2.
Mantrayana
Pokok-pokok dari ajaran Mantrayana dapat dilihat dari karya
Padma-Dkarpo, tujuan dari Mantrayana ini sama seperti aliran dalam agama Buddha
lainnya yaitu ingin mencapai penerangan sempurna.
Cara untuk mencapai tujuan tersebut menurut aliran Mantrayana
adalah mengambil perlindungan serta mempersiapkan diri dengan berpedoman pada
Boddhicitta. Boddhicitta ini terbagi menjadi dua antara lain :
- Boddhi pranidhi citta, yaitu tingkat persiapan untuk mencapai kebuddhaan
- Boddhi prasthana citta, yaitu pelaksanaan sesungguhnya dalam usaha menuju cita-cita
3.
Vajrayana
Tujuan dari aliran ini adalah mencapai kesempurnaan dalam
penceerahan dengan tubuh fisik kita ini di kehidupan ini juga tanpa harus
menunggu hingga kalpa-kalpa uang tak terhitung. Dalam aliran Vajrayana untuk
mencapai pembebasan harus melalui proses panca skhandha, yaitu suatu konsep
dalam agama Buddha yang menyatakan bahwa manusia adalah merupakan kombinasi
dari kekuatan atau energy fisik dan mental yang selalu dalam keadaan bergerak
dan berubah, yang disebut lima kelompok kegemaran yaitu :
1. Rupakhanda (bentuk)
2. Vedanakhanda (perasaan)
3. Sannakhanda (pencerapan)
4. Sankharakhanda (bentuk-bentuk pikiran)
5. Vinannakhanda (kesadaran)
Vajrayana memandang alam kosmos dalam kaitan ajaran untuk
mencapai pembebasan. Di dalam Vajrayana Buddha bermanifestasi dan berada
dimana-mana, oleh karenanya memiliki elemen-elemen seperti tanah, air, api,
angin, angkasa, dan kesadaran.
-
Sahajayana
Merupakan aliran yang memiliki hubungan erat dengan Vajrayana.
Sahajayana menyatakan kenyatan dan bentuk kenyataan adalah tidak terpisah satu
dengan yang lainnya, bukan dengan suatu jembatan melainkan keduanya identik satu
dan yang lainnya.
Sesungguhnya yang diajarakan Sahajayana bukanlah system yang
intelektual, tetapi lebih bersifat sauatu disiplin yang keras dan harus
dilakukan serta hal ini menjadikannya sulit untuk dimengerti dan dibuat
batasan-batasannya. Aspek dari ajarannya adalah :
1. Dristi, yaitu pandangan yang didasarkan pada pengalaman.
2. Bhavana, yaitu kemajuan batin yang diperoleh berdasarkan
Sahajayana.
3. Carya, yaitu hidup dan berbuat sebagaimana mestinya.
4. Phala, yaitu pemanunggalan dari keperibadian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar