1.
Meditasi
Meditasi (Samadhi) adalah pengembangan batin, yaitu
memusatkan pikiran pada satu objek yang tunggal. Meditasi dilakukan dengan
pikiran. Bagaimanapun posisi tubuh, jika pikiran berlari kesana kesini dengan
liar dan memikirkan objek kemelekatan, itu bukanlah yang disebut Samadhi.
Pikiran adalah pemimpin, segala sesuatu yang dibentuk oleh pikiran. Hasil
meditasi berupa kleadaan batin yang menunggal, dengan pemusatan pikiran yang
kuat memegang pbjek, dinamakan janna.
Tujuan
dan manfaat Samadhi
Tujuannya adalah mencapai ketenangan batin dan pandangan
terang dengan tujuan akhir satu-satunya untuk memperoleh keadaan batin yang
tidak tergoyahkan, jaminan tertinggi untuk terbebas dari semua belenggu pikiran
batin. Dan terutama untuk mencapai nirvana, kebebasan mutlak, dan kebebasan
tiada tara.
Manfaatnya adalah memajukan spiritual yang akan membuat
hidup menjadi lebih baik. Meditasi menghasilkan kesabaran, ketenangan dan
kedamaian. Pengaruhnya terhadap keseimbangan batin, keharmonian fisik, mental
dan spiritual yang membentuk pikiran lebih jernih dan menumbuhkan kecerdasan.
Selain itu juga bermanfaat untuk peningkatan kebugaran dan daya tahan tubuh,
hingga penyembuhan sejumlah penyakit.
Pokok-pokok objek meditasi dikembangkan sesuai dengan
penggolongan watak manusia, yaitu:
Watak yang
penuh nafsu. Cocok dengan meditasi berjalan dan berdiri.
Watak yang
penuh kebencian. Cocok dengan meditasi berjalan dan berdiri.
Watak yang
cerdas. Cocok dengan meditasi duduk.
Arti dari
filosofi alternatif meditasi di atas:
Berjalan :
agar dapat menyeimbangkan factor konsentrasi, dan menghindari rasa kantuk.
Duduk : agar
lebih nyaman. Dan bersila akan lebih rileks.
Bernafas :
bermanfaat pernapasan akan lebih teratur.
Berbaring :
memfokuskan pada pikiran dan merasakan posisi tubuh lebih rileks.
Posisi tubuh yang dijelaskan diatas merupakan alternatif posisi meditasi untuk menciptakan kerileksan atau
menciptakan posisi posisi yang tenang sehingga pikiran menjadi lebih focus dan
terkonsentrasi.
Jhana
Jhana merupakan keadaan batin diluar aktivitas panca
indera. Aktivitas panca indera berhenti, tidak muncul kesan-kesan yang dating
dari semua indera itu, namun kesadaran tetap terpelihara, dan batin tetap aktif.
Dalam meditasi pandangan terang tidak diperlukan jhana. Orang yang melakukan
vipassana-bhavana harus memulai dari konsentrasi permulaan sampai ia memiliki
kebijaksanaan yang sempurna. Denga itu ia dapat mengmbangkan gambaran batin,
dan mengakhiri proses tumimbal lahir.
2. Jalan Ariya Beruas Delapan (jalan tengah)
Jalan Ariya beruas delapan adalah suatu rumus yang sistematik
dan lengkap untuk lepas dari ketidakpuasan dan mencapai kebahagiaan sejati.
Jalan Ariya beruas
delapan, dibagi menjadi tiga aspek yaitu:
- Disiplin Moral (Sila) :
1. Perkataan
benar
2. Perbuatan
benar
3.
Penghidupan benar
- Pengembangan Batin (Samadhi) :
1.Usaha benar
2.Perhatian
benar
3.Konsentrasi
benar
- Kebijaksanaan (Panna) :
1.Pandangan
benar
2.Kehendak
benar
Ø Penelusuran delapan jalan mulia yaitu :
1. Pandangan
yang benar
Yaitu memandang dunia tanpa bias, bebas dari segala
prasangka, memandang dunia dengan kearifan spiritual, sebagian besar
penderitaan manusia disebabkan oleh cara mereka memandang.
2. Pikiran
yang benar
Yaitu pikiran yang melepaskan kesenangan dunia, dan yang
terbebas dari kemelekatan serta sifat mementingkan diri sendiri. Pikiran yang
penuh dengan kemauan baik, cinta kasih, kelemah-lembutan, dan yang terbebas
dari i’tikad jahat dan lain-lain.
3. Perkataan
yang benar
Kata-kata berkaitan dengan kebahagiaan dan penderitaan
manusia, jika kata-kata yang diucapkan manusia disampaikan dengan cara dan nada
yang tepat, dunia ini akan menjadi tempat terbaik untuk dihuni. Kata-kata dapat
menjadi ukuran untuk menilai karakter orang yang mengucapkannya. Oleh karena
itu, kita harus memeriksa dan menelaah kata-kata yang kita ucapkan untuk
merefleksikan diri.
4. Tindakan
yang benar
Ajaran Buddha mengartikan tindakan yang benar sebagai
larangan melakukan tindakan kejahatan, seperti membunuh, mencuri, dan
sebagainya.
5. Kehidupan yang benar
Refleksi diri dari perspektif hidup
sempurna, adalah merefleksikan setiap hari dalam kehidupan kita,
membandingkannya dengan hari terbaik yang bisa kita bayangkan sebagai hari
terakhir dalam hidup kita.
6. Usaha yang benar
Ada dua titik yang harus digunakan
untuk melatih refleksi diri tentang jalan usaha yang benar; titik pertama
adalah memandang dunia ini sebagai tempat latihan jiwa, dan titik kedua adalah
mengetahui apakah tingkat spiritualitas kita meningkat dan berkembang atau
tidak.
7. Kesadaran
yang benar
Yaitu membentuk garis panduan bagi refleksi diri dalam
rencana hidup kita, membentuk visi ke arah masa depan yang akan kita jalani. 8.
Konsentrasi yang benar
Yaitu disiplin konsentrasi spiritual,
yang memungkinkan kita berkomunikasi dengan ruh-ruh yang lebih tinggi di dunia
lain dan bahkan lebih dari itu, kita dapat merasakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar