Selasa, 22 Mei 2012

MEDITASI DAN JALAN TENGAH


Meditasi dan Jalan Tengah
1.   Meditasi
Meditasi (Samadhi) adalah pengembangan batin, yaitu memusatkan pikiran pada satu objek yang tunggal. Meditasi dilakukan dengan pikiran. Bagaimanapun posisi tubuh, jika pikiran berlari kesana kesini dengan liar dan memikirkan objek kemelekatan, itu bukanlah yang disebut Samadhi. Pikiran adalah pemimpin, segala sesuatu yang dibentuk oleh pikiran. Hasil meditasi berupa kleadaan batin yang menunggal, dengan pemusatan pikiran yang kuat memegang pbjek, dinamakan janna.
 Tujuan dan manfaat Samadhi
Tujuannya adalah mencapai ketenangan batin dan pandangan terang dengan tujuan akhir satu-satunya untuk memperoleh keadaan batin yang tidak tergoyahkan, jaminan tertinggi untuk terbebas dari semua belenggu pikiran batin. Dan terutama untuk mencapai nirvana, kebebasan mutlak, dan kebebasan tiada tara.
Manfaatnya adalah memajukan spiritual yang akan membuat hidup menjadi lebih baik. Meditasi menghasilkan kesabaran, ketenangan dan kedamaian. Pengaruhnya terhadap keseimbangan batin, keharmonian fisik, mental dan spiritual yang membentuk pikiran lebih jernih dan menumbuhkan kecerdasan. Selain itu juga bermanfaat untuk peningkatan kebugaran dan daya tahan tubuh, hingga penyembuhan sejumlah penyakit.
Pokok-pokok objek meditasi dikembangkan sesuai dengan penggolongan watak manusia, yaitu:
Watak yang penuh nafsu. Cocok dengan meditasi berjalan dan berdiri.
Watak yang penuh kebencian. Cocok dengan meditasi berjalan dan berdiri.
Watak yang cerdas. Cocok dengan meditasi duduk.
Arti dari filosofi alternatif meditasi di atas:
Berjalan : agar dapat menyeimbangkan factor konsentrasi, dan menghindari rasa kantuk.
Duduk : agar lebih nyaman. Dan bersila akan lebih rileks.
Bernafas : bermanfaat pernapasan akan lebih teratur.
Berbaring : memfokuskan pada pikiran dan merasakan posisi tubuh lebih rileks.
Posisi tubuh yang dijelaskan diatas merupakan alternatif posisi meditasi untuk menciptakan kerileksan atau menciptakan posisi posisi yang tenang sehingga pikiran menjadi lebih focus dan terkonsentrasi.
Jhana
Jhana merupakan keadaan batin diluar aktivitas panca indera. Aktivitas panca indera berhenti, tidak muncul kesan-kesan yang dating dari semua indera itu, namun kesadaran tetap terpelihara, dan batin tetap aktif. Dalam meditasi pandangan terang tidak diperlukan jhana. Orang yang melakukan vipassana-bhavana harus memulai dari konsentrasi permulaan sampai ia memiliki kebijaksanaan yang sempurna. Denga itu ia dapat mengmbangkan gambaran batin, dan mengakhiri proses tumimbal lahir.
2.  Jalan Ariya Beruas Delapan (jalan tengah)
Jalan Ariya beruas delapan adalah suatu rumus yang sistematik dan lengkap untuk lepas dari ketidakpuasan dan mencapai kebahagiaan sejati. Jalan Ariya beruas delapan, dibagi menjadi tiga aspek yaitu:
  • Disiplin Moral (Sila) :
1. Perkataan benar
2. Perbuatan benar
3. Penghidupan benar
  • Pengembangan Batin (Samadhi) :
1.Usaha benar
2.Perhatian benar
3.Konsentrasi benar
  • Kebijaksanaan (Panna) :
1.Pandangan benar
2.Kehendak benar
Ø  Penelusuran delapan jalan mulia yaitu :
1. Pandangan yang benar
Yaitu memandang dunia tanpa bias, bebas dari segala prasangka, memandang dunia dengan kearifan spiritual, sebagian besar penderitaan manusia disebabkan oleh cara mereka memandang.
2. Pikiran yang benar
Yaitu pikiran yang melepaskan kesenangan dunia, dan yang terbebas dari kemelekatan serta sifat mementingkan diri sendiri. Pikiran yang penuh dengan kemauan baik, cinta kasih, kelemah-lembutan, dan yang terbebas dari i’tikad jahat dan lain-lain.
3. Perkataan yang benar
Kata-kata berkaitan dengan kebahagiaan dan penderitaan manusia, jika kata-kata yang diucapkan manusia disampaikan dengan cara dan nada yang tepat, dunia ini akan menjadi tempat terbaik untuk dihuni. Kata-kata dapat menjadi ukuran untuk menilai karakter orang yang mengucapkannya. Oleh karena itu, kita harus memeriksa dan menelaah kata-kata yang kita ucapkan untuk merefleksikan diri.
4. Tindakan yang benar
Ajaran Buddha mengartikan tindakan yang benar sebagai larangan melakukan tindakan kejahatan, seperti membunuh, mencuri, dan sebagainya.
5. Kehidupan yang benar
Refleksi diri dari perspektif hidup sempurna, adalah merefleksikan setiap hari dalam kehidupan kita, membandingkannya dengan hari terbaik yang bisa kita bayangkan sebagai hari terakhir dalam hidup kita.
6. Usaha yang benar
Ada dua titik yang harus digunakan untuk melatih refleksi diri tentang jalan usaha yang benar; titik pertama adalah memandang dunia ini sebagai tempat latihan jiwa, dan titik kedua adalah mengetahui apakah tingkat spiritualitas kita meningkat dan berkembang atau tidak.
7. Kesadaran yang benar
Yaitu membentuk garis panduan bagi refleksi diri dalam rencana hidup kita, membentuk visi ke arah masa depan yang akan kita jalani. 8. Konsentrasi yang benar
Yaitu disiplin konsentrasi spiritual, yang memungkinkan kita berkomunikasi dengan ruh-ruh yang lebih tinggi di dunia lain dan bahkan lebih dari itu, kita dapat merasakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar