Tripitaka
Tripitaka (bahasa Pali:
Tipitaka; Bahasa Sansekerta: Tripitaka) merupakan istilah yang digunakan oleh
berbagai sekte Buddhis untuk menggambarkan berbagai naskah kanon mereka.
Tripitaka pada mulanya mengandung tiga “keranjang” akan berbagai pengajaran: Sutra Pitaka (sanskrit; Pali: sutta pitaka), Vinaya Pitaka
(Sanskrit & Pali) dan Abdhidharma
Pitaka (sanskrit; Pali: Abdhidhamma
Pitaka).
Dalam buku What Buddhis
Believe yang ditulis oleh K. Sri Dhammananda dijelaskan: Tripitaka adalah
kumpulan ajaran-ajaran Sang Buddha lebuih dari 45 tahun dalam bahasa Pali, dan
terdiri dari pengajaran Sutta konvensional, Vinaya disiplin kode dan Abidhamma
psikologi moral
Dhamma mengajarkan kita
bagaimana caranya melaksanakan baik dan bagaimana caranya untuk menghindari
perbuatan jahat. Dhamma mengajarkan kita tentang cinta kasih dan kasih sayang,
tentang perasaan senang melihat kebahagiaan orang lain, membina keseimbangan
batin, yang dapat menciptakan adanya keserasian antara kepentingan pribadi dan
kepentingan masyarakat. Dhamma mengajarkan tentang sebab penderitaan dan jalan
untuk membebaskan diri dari cengkraman penderitaan.
Dalam mempelajari Dhamma
terdapat tiga tingkatan, yaitu tingkatan belajar (Pariyatta), tingkat
mengamalkan Dhamma (Pattipatta), dan yang terakhir kita sampai pada tingkat
tujuan atau mencapai hasil (Pativetta).
a. Kitab
Suci Vinaya Vitaka
Kitab ini berisi peraturan
tata tertib yang wajib dilaksanakan oleh para Bikkhu yang juga berisi tentang
kehidupan Sang Buddha, dan terdiri atas Sutra Vibanga, Khandaka dan Parivara.
b. Kitab
Suci Sutta Pitaka
Sutta Pitaka terdiri dari
wacana yang disampaikan oleh Buddha sendiri di berbagai kesempatan. Ada juga
beberapa wacana disampaikan oleh beberapa murid-Nya yang dibedakan, seperti
Yang Mulia Sariputta, Ananda, Mogallana, dan lain-lain termasuk yang didalamnya
ini khotbah yang terkandung didalamnya yang telah diuraikan sesuai dengan
kesempatan yang berbeda dan tempramen dari berbagai orang yang berbeda pula.
Mungkin tampaknya ada pernyataan yang kontradiktif, tetapi mereka tidak
menyalahartikan karena diucapkan oleh Sang Buddha untuk memenuhi tujuan
tertentu).
Sutta Pitaka terdiri
atas lima “kumpulan” (nikaya) atau buku,
yaitu:
a. Digha
Nikaya
b. Majjhima
Nikaya
c. Anguttara
Nikaya
d. Samyutta
Nikaya
e. Khuddaka
Nikaya
C. Abidhamma
Pitaka
Abidhamma Pitaka berisi
uraian filsafat Buddha Dhamma yang disusun secara analitis dan mencakup
berbagai bidang, seperti: ilmu jiwa, logika, etika, metafisika. Kitab ini
terdiri atas tujuh jilid buku, yaitu:
f. Dhammasangani
g. Vibhanga
h. Dhatukatha/
Katha Vatthu
i. Puggalapannatti
j. Kathayatthu
k. Yamaka
l. Patthana
II. Catur Arya Satyani
(Cattari Ariya Saccani)
Diartikan sebagai empat
kesunyataan suci. Sang Buddha Gautama telah mengajarkan secara singkat Empat
Cattari Ariya Saccani, yang menjadi landasan pokok Buddha Dhamma, yaitu :
1. Kesunyataan
suci tentang Dukkha (Dukkha Ariyasacca)
2. Kesunyataan
suci tentang asal mula Dukkha (Dukkhasanudaya Ariyasacca)
3. Kesunyataan
suci tentang Lenyapnya Dukkha (Dukkhanirodha Ariyasacca)
4. Kesunyataan
suci tentang jalan menuju Lenyapnya Dukkha (Dukkhanirodhagamini-patipada
Ariyasacca)
III. Hukum
Karma
Hukum karma ialah
salah satu ajaran yang penting dalam agama Buddha. Hukum karma merupakan ajaran
yang amat dalam dan rumit, maka untuk itu dibutuhkan suatu uraian yang rinci
untuk memahaminya.
Sehubungan dengan
keberadaan alam semesta dengan segala isinya menurut ajaran agama Buddha,
adalah diatur oleh sebuah hukum universal yang berlaku di semua alam kehidupan.
Hukum universal ini adalah Dhammaniyana. Terdapat lima hukum untuk mengetahui
cara kerja hukum universal:
1. Utu
Niyama
2. Bija
Niyama
3. Kama
Niyama
4. Citta
Niyama
5. Dhamma
Niyama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar